Peresmian Ikon Tematik Wisata Telaga Citani, Desa Wotansari, Langkah Nyata Menuju Desa Berdaya
Gresik, GNN gerbangnusantaranews.com Pemerintah Desa Wotansari bersama Dinas PMD Kabupaten Gresik dan Provinsi Jawa Timur menggelar Peresmian Ikon Tematik Program Desa Berdaya Wisata Desa Telaga Citani yang berlangsung meriah di kawasan wisata Telaga Citani, 2 November 2025.
Acara ini menjadi tonggak penting dalam penguatan potensi desa berbasis wisata sebagai bagian dari Program Desa Berdaya.
Acara ini dihadiri oleh berbagai unsur pemerintahan dan masyarakat, di antaranya Dinas PMD Provinsi Jawa Timur, Dinas PMD Kabupaten Gresik, Forkopimcam Balongpanggang, Kapolsek Wiwid, Danramil diwakili Heru, Plt Camat Nur Salim, tokoh masyarakat, BPD, TP PKK, Karang Taruna, serta masyarakat umum. Penampilan seni tradisional Jaranan turut memeriahkan suasana, menambah semarak dan kebanggaan warga atas ikon wisata baru mereka.
Kepala Desa Wotansari, H. Haryono, menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dan pembinaan dari berbagai pihak, khususnya kepada Dinas PMD Kabupaten Gresik. Ia menekankan bahwa keberhasilan program ini merupakan hasil kolaborasi dan perjuangan bersama, serta berharap wisata Telaga Citani dapat menjadi ikon yang membanggakan dan berdampak positif bagi perekonomian desa.
Plt Camat Balongpanggang, Nur Salim, turut memberikan apresiasi atas sinergi lintas sektor yang telah terjalin. Ia menekankan pentingnya perawatan dan keberlanjutan wisata Telaga Citani agar tetap memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Kepala Dinas PMD Kabupaten Gresik, Abu Hassan, dalam sambutannya sekaligus meresmikan ikon tematik wisata Telaga Citani. Beliau menyampaikan rasa syukur dan kebanggaan atas pencapaian Desa Wotansari yang berhasil menjadi salah satu penerima penghargaan dari Gubernur Jawa Timur dalam program Desa Berdaya.
"Saya ucapkan selamat kepada Desa Wotansari, sembari mengajak untuk tepuk tangan, sebab tepuk tangan itu bentuk sedekah. Kalau belum bisa dengan uang, cukup dengan senyuman. Kalau belum bisa senyum, cukup dengan tepuk tangan,” ujar Abu Hassan disambut riuh tepuk tangan hadirin.
Beliau juga menegaskan bahwa seluruh desa di Kabupaten Gresik telah berstatus mandiri pada tahun 2025, sebanyak 330 desa, yang menjadi kebanggaan tersendiri dalam pelaksanaan program pemberdayaan desa.
"Saya laporkan kepada Dinas PMD Provinsi, bahwa semua desa di Gresik sudah mandiri. Ini pencapaian luar biasa yang patut kita syukuri.”
Namun, beliau juga mengingatkan tantangan ke depan terkait pengurangan anggaran transfer dari pusat ke daerah yang berdampak pada Dana Desa. Ia berharap desa-desa tetap semangat dan kreatif dalam mengelola potensi lokal.
"Tahun 2026 nanti, anggaran pusat akan banyak dikurangi. Kabupaten Gresik saja berkurang lebih dari setengah triliun. Ini tentu berdampak pada Dana Desa. Maka inovasi dan kolaborasi harus terus dijaga.”
Tak lupa Ia mengingatkan Pemdes untuk terus tingkatkan layanan, artinya maksimalkan jam efektif kerja, jangan sampai ada kantor desa yang tidak menjalan kan aktifitas sesuai ketentuan termasuk jam kerja perangkat desanya.
Sementara Perwakilan dari Dinas PMD Provinsi Jawa Timur Bapàk Dimas, menjelaskan bahwa Program Desa Berdaya bertujuan untuk:
1. Menumbuhkan inovasi produk (barang/jasa)
2. Memunculkan produk ikonik sebagai identitas desa
3. Mengoptimalkan penggunaan Dana Desa
4. Mendorong kolaborasi antar pihak
Desa Wotansari memilih tema wisata dan menjadikan Telaga Citani sebagai ikon utama. Program ini didukung dana sebesar Rp100 juta, yang digunakan untuk berbagai kegiatan yang sudah jelas aturan dalam pengelolaannya atau penggunaannya.
Dengan diresmikannya Telaga Citani sebagai ikon tematik wisata, Desa Wotansari menegaskan komitmennya dalam mengembangkan potensi lokal berbasis budaya dan alam.
Program Desa Berdaya diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat identitas desa sebagai destinasi wisata unggulan di Kabupaten Gresik.(WLO)











