Gresik - gerbangnusantaranews.com
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Gresik diperpanjang sampai tanggal 25 Mei 2020. Keputusan Perpanjangan PSBB untuk wilayah Surabaya Raya, Gresik di dalamnya, ini diungkapkan setelah melakukan pertemuan dengan Forkopimda tiga daerah yang telah menerapkan PSBB Sabtu (9/5/2020) di Gedung Grahadi Surabaya.
Masruron Wakil sekretaris PCNU Gresik bersuara terkait dengan respon masyarakat dalam mensikapi perpanjangan massa PSBB tersebut. Wakil sekretaris PCNU Gresik mengharapkan massa perpanjangan PSBB di Gresik yang masih dalam bulan Ramadhan ini agar pemerintah mengendorkan aturan masalah beribadah di masjid dan musholla. "Saya berharap Masjid dan Musholla Diaktifkan kembali, mumpung masih bulan Ramadhan", Terang Masruron kepada Media Minggu (10/5/2020).
sebab menurutnya dalam peraturan pemerintah tidak ada istilah penutupan, tetapi pembatasan. Pembatasan artinya, dikurangi, jamaah tidak penuh seperti dalam kondisi normal. "Beribadah di masjid atau mushola dgn shof yang berjarak", tambah Masruron yang juga seorang advocat senior di Gresik.
Sementara itu Ketua PD DMI Gresik, Zaenal Abidin sangat mengapresiasi dengan hormat Hasil Analisis MUI Jawa Timur soal pelaksanaan PSBB yg dihubungkan dengan UU, PerPres, Pergub dll. karena terus Update perkembangan wabah yang ada dan sangat peduli pada umat khususnya hubungannya dengan masjid.
Zainal Abidin juga menyampaikan "DMI Gresik sejak awal sdh berkomitmen bahkan berbasis desa", Artinya bahwa ummat perlu diberi kelonggaran untuk beribadah, tapi tetap taat peraturan umara, juga jangan merehkan apalagi melawan. Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam Edaran PD DMI Gresik yang sudah kami keluarkan H-1 sebelum Ramadhan.
Zaenal Abidin yang juga salah satu pengurus PD MUI Gresik itu menambahkan bahwa Untuk Gresik, meskipun agak lewat, sudah saatnya Tim Gugus Satgas Covid-19 untuk menyapa lembaga dan tokoh agama dalam ikut serta menyelesaikan berbagai persoalan umat dan masyarakat akibat wabah ini. "Yakinlah bahwa Ulama dan Umara kalau bergandengan tangan insya Allah akan ringan dan mudah masalah diselesaikan", Harap Zaenal Abidin.
Sebagai Tokoh Muda, Zaenal Abidin juga menyampaikan hal yang penting dikritisi dan dicari solusi bersama saat ini adalah kondisi pasien yg dikarantina di rumah sakit karena hasil Rapid Test dan Swab positif. "Kasihan pasien harus menunggu dalam waktu yang lama hasil tes swabnya, dikarenakan alat tes swab adanya di Surabaya dan jakarta saja", Ungkap Zaenal Abidin.
Prosesnya pun butuh antrian, sementara pasien positif terus bertambah. Proses menunggu ini tentunya menimbulkan kejenuhan. "menunggu itu membuat orang frustasi/stress sampai ada yang ketakutan bahkan melarikan diri, kondisi stress itukan bisa menurunkan imun pasien dalam melawan virus", tambah Zaenal Abidin.
Ia berharap masalah tes swab ini segera diatasi. Negara sebesar Indonesia tentunya bisa membeli alat lagi. "Apalagi komitmen Pak Jokowi sangat jelas dalam hal Penanganan Covid-19 ini", Pungkas Zaenal Abidin Optimis. (Mad-GNN)
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Gresik diperpanjang sampai tanggal 25 Mei 2020. Keputusan Perpanjangan PSBB untuk wilayah Surabaya Raya, Gresik di dalamnya, ini diungkapkan setelah melakukan pertemuan dengan Forkopimda tiga daerah yang telah menerapkan PSBB Sabtu (9/5/2020) di Gedung Grahadi Surabaya.
Masruron Wakil sekretaris PCNU Gresik bersuara terkait dengan respon masyarakat dalam mensikapi perpanjangan massa PSBB tersebut. Wakil sekretaris PCNU Gresik mengharapkan massa perpanjangan PSBB di Gresik yang masih dalam bulan Ramadhan ini agar pemerintah mengendorkan aturan masalah beribadah di masjid dan musholla. "Saya berharap Masjid dan Musholla Diaktifkan kembali, mumpung masih bulan Ramadhan", Terang Masruron kepada Media Minggu (10/5/2020).
sebab menurutnya dalam peraturan pemerintah tidak ada istilah penutupan, tetapi pembatasan. Pembatasan artinya, dikurangi, jamaah tidak penuh seperti dalam kondisi normal. "Beribadah di masjid atau mushola dgn shof yang berjarak", tambah Masruron yang juga seorang advocat senior di Gresik.
Sementara itu Ketua PD DMI Gresik, Zaenal Abidin sangat mengapresiasi dengan hormat Hasil Analisis MUI Jawa Timur soal pelaksanaan PSBB yg dihubungkan dengan UU, PerPres, Pergub dll. karena terus Update perkembangan wabah yang ada dan sangat peduli pada umat khususnya hubungannya dengan masjid.
Zainal Abidin juga menyampaikan "DMI Gresik sejak awal sdh berkomitmen bahkan berbasis desa", Artinya bahwa ummat perlu diberi kelonggaran untuk beribadah, tapi tetap taat peraturan umara, juga jangan merehkan apalagi melawan. Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam Edaran PD DMI Gresik yang sudah kami keluarkan H-1 sebelum Ramadhan.
Zaenal Abidin yang juga salah satu pengurus PD MUI Gresik itu menambahkan bahwa Untuk Gresik, meskipun agak lewat, sudah saatnya Tim Gugus Satgas Covid-19 untuk menyapa lembaga dan tokoh agama dalam ikut serta menyelesaikan berbagai persoalan umat dan masyarakat akibat wabah ini. "Yakinlah bahwa Ulama dan Umara kalau bergandengan tangan insya Allah akan ringan dan mudah masalah diselesaikan", Harap Zaenal Abidin.
Sebagai Tokoh Muda, Zaenal Abidin juga menyampaikan hal yang penting dikritisi dan dicari solusi bersama saat ini adalah kondisi pasien yg dikarantina di rumah sakit karena hasil Rapid Test dan Swab positif. "Kasihan pasien harus menunggu dalam waktu yang lama hasil tes swabnya, dikarenakan alat tes swab adanya di Surabaya dan jakarta saja", Ungkap Zaenal Abidin.
Prosesnya pun butuh antrian, sementara pasien positif terus bertambah. Proses menunggu ini tentunya menimbulkan kejenuhan. "menunggu itu membuat orang frustasi/stress sampai ada yang ketakutan bahkan melarikan diri, kondisi stress itukan bisa menurunkan imun pasien dalam melawan virus", tambah Zaenal Abidin.
Ia berharap masalah tes swab ini segera diatasi. Negara sebesar Indonesia tentunya bisa membeli alat lagi. "Apalagi komitmen Pak Jokowi sangat jelas dalam hal Penanganan Covid-19 ini", Pungkas Zaenal Abidin Optimis. (Mad-GNN)