Lautan Masa Aliansi Pekerja Seni Unjuk Rasa Di Gedung DPRD Gresik - Gerbang Nusantara News

06 Agustus 2020

Lautan Masa Aliansi Pekerja Seni Unjuk Rasa Di Gedung DPRD Gresik

Gresik- gerbangnusantaranews.com
Ratusan Masa yang tergabung dalam Aliansi Pekerja Seni Gresik gelar aksi di depan gedung DPRD kabupaten Gresik pada hari Kamis, 6/8/2020. yang diikuti seluruh pekerja seni yang terdiri Seniman, Musisi, Artis, MC, Dalang, Panjak, Sinden, pengusaha jasa hibiran (Sound, Tetap, Kuade, perias) dll.

Acara tersebut digelar setelah beberapa hari lalu perwakilan dari pekerja seni Melakukan audensi dengan Kapolres Gresik dan belum ada titik terkait dengan aspirasi para pekerja seni.

Para Demonstran selain berorasi juga menggelar pertunjukan jaranan (kepang / kuda lumping) serta aksi teatrikal yang menampilkan salah satu pekerja seni dengan hanya memakai kolor dengan mengecat sekujur tubuhnya warna putih, aksi Ini menggambarkan betapa tentunya pekerja seni untuk diizinkan bekerja.

Selang beberapa menit demonstran ditemui oleh ketua DPRD H.Fandi Ahmad Yani (Gus Yani) Ketua Komisi IV Muhammad, dan anggota dan Gus Yani berharap ada 5-10 orang perwakilan untuk melakukan perundingan di Gedung dewan guna penyampaian aspirasi yang diperjuangkan.
Dalam perundingan tersebut Ketua Aliansi Pekerja Seni Kabupaten Gresik Reno Setyo Utomo mengungkapkan alasannya menggelar aksi disebabkan sudah 5 bulan sejak pandemi Covid-19, pekerja seni tak ada pemasukan sama sekali, Ini dikarenakan adanya pembatasan acara hajatan, maupun kegiatan yang mendatangkan massa lainnya.


Ia juga menjelaskan selama ini sudah membangun komunikasi agar dapat diizinkan bekerja dalam dunia hiburan namun belum ada izin, Padahal para pekerja seni menjadikan seni sebagai mata pencaharian merekauntuk makan, dan menghidupi keluarga. "Karena itu, kami berharap sesegera mungkin diizinkan bekerja. Kami sudah lama puasa,jelasnya.

Reno berharap, bulan ini pemerintah kabupaten Gresik bisa memberikan izin kepada para pekerja seni untuk menggelar panggung atau pertunjukan. Sebab, pasca Idul Adha atua bulan besar adalah waktu panen bagi pekerja seni, jika tidak maka dianggapnya gagal panen untuk kedua kalinya.tegas pria gondrong yang berprofesi sebagai MC Ini.


Reno menuding ada ketidakadilan dalam memberikan ruang izin kepada pekerja seni. Sebab, ada yang diizinkan, ada yang tidak. "Ini terbukti bahwa setelah kami lakukan komunikasi dengan Pak Kapolres, malam harinya ada pagelaran wayang di Cerme yang diizinkan, mengapa yang lain tidak?," ungkapnya.

Senada juga disampaikan Syafi' pekerja seni lainnya, Ia mempertanyakan Perbup Nomor 22 tahun 2020 tentang new normal di masa pandemi Covid-19. Menurutnya, di Perbup tersebut disebutkan bahwa pekerja seni dibolehkan bekerja. "Tapi, Polres tak mengizinkan," ungkapnya.

Sementara Terkait aspirasi tersebut, Anggota Komisi IV DPRD M. Zaifudin membenarkan bahwa di Perbup 22/2020 pasal 2 ayat 4, menyatakan pekerja seni diizinkan beroperasi di masa transisi new normal. "Namun harus menjalankan protokol kesehatan. Bagi yang melanggar bisa denda Rp 25 juta, " ungkapnya.

Sedangkan Ketua DPRD Gresik, Fandi Akhmad Yani yang memahami kondisi para pekerja seni berjanji akan segera mengundang instansi terkait untuk menuntaskan tuntutan Para pekerja seni.

Dengan optimis Gus Yani mengatakan Akan kami agendakan undang Dinas Pariwisata, Bagian Hukum, Polres dan Satgas Covid, dan instansi terakit untuk memecahkan permasalahan tersebut dan Mudah-mudahan pertemuan bisa menjadi win win solution.

Ketua komisi IV, Muhammad menambahkan, pertemuan dengan instansi terkait akan diagendakan minggu depan. "dan akan mengagendakan dalam rapat DPRD hari, dan hasilnya akan segera dikabarkan,pungkasnya.
Sementara diluar gedung DPRD orasi tetap berjalan dan para orator juga menyorot pembangunan Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP) yang dibangun pemerintah dengan anggaran puluhan miliar, namun dibiarkan nganggur alias tak ada upaya untuk bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan seni.

Dalam orasi tersebut juga disampaikan Kami iri dengan Lamongan yang kasih panggung besar untuk para pekerja seni, sehingga para pekerja seni bisa mengembangkan bakat serta melestarikan budaya.Pangkas orator tersebut.(WLO)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda