BOJONEGORO, gerbangnusantara.com
Polres Bojonegoro menghidupkan kembali program Kampung Tangguh Semeru untuk menangani penyebaran Covid-19 di wilayah Kabupaten Bojonegoro.
Kampung Tangguh Semeru dihidupkan lagi dan rencana diperbanyak terutama di Kecamatan-Keacamatan yang masuk zona merah. Hal ini dilakukan karena Covid-19 kembali merebak atau meningkat di Kabupaten Bojonegoro. Untuk sementara ini data orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 atau tersuspect sebanyak 313 orang.
Hal ini diungkapkan oleh Kapolres Bojonegoro, AKBP EG Pandia bahwa Polres Bojonegoro menghidupkan kembali Kampung Tangguh Semeru (KTS) yang selama ini sudah ada sebanyak 45 KTS di 28 Kecamatan. Apabila di salah satu Kecamatan mengalami peningkatan orang yang tersuspect atau terkonfirmasi positif Covid-19 maka di Kecamatan tersebut untuk memperbanyak KTS sehingga untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 di Kecamatan tersebut.
Lanjut Kapolres, penerapan protokol kesehatan juga dilakukan secara ketat di Kampung Tangguh Semeru di antaranya semua orang ke luar masuk desa harus mengenakan masker. Selain itu juga harus dicek suhu tubuhnya serta mencuci tangan dengan sabun di tempat yang sudah disediakan. KTS yang ada di desa merupakan garda terdepan dalam rangka penanggulangan krisis kesehatan yang disebabkan oleh Coronavirus disease 2019 (Covid-19).
“Saat ini Polres Bojonegoro sudah memiliki 45 KTS yang tersebar di 28 Kecamatan, kita hidupkan kembali program Kampung Tangguh Semeru yang sudah ada selama ini. Apabila di salah satu Kecamatan mengalami peningkatan angka terkonfirmasi positif maka perlu diperbanyak KTS di Kecamatan tersebut dan perlu perketatan protokol kesehatannya,” ucap Kapolres Bojonegoro kepada awak media ini di Mapolres Bojonegoro, Rabu(13/1/2021).
AKBP Pandia juga meminta kepada tiga pilar yang ada di desa dan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan juga dilakukan secara ketat di Kampung Tangguh Semeru di antaranya 4 M, Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak dan Menjauhi kerumunan. Selain itu, memberikan papan informasi atau himbuan terkait korban Covid-19 lebih banyak dipasang di tempat-tempat strategis. Tujuannya agar masyarakat lebih waspada dan tidak menganggap remeh penyebaran Covid-19. ( AGS )