Gresik- gerbangnusantaranews.com
Sebanyak 30 kepala Madrasah (MI, MTs, MA) Sekabupaten Gresik telah mengikuti pelatihan Moderasi Beragama oleh tim widyaiswara dari Balai Diklat Keagamaan Surabaya di Aula kemenag Gresik selama 6 hari mulai tgl 22 sd 27 Pebruari 2021.
Markus kepala kantor kemenag Gresik dalam sambutan pembukaan pelatihan tempo hari memaparkan bahwa moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan perilaku yang selalu mengambil posisi di tengah-tengah, selalu bertindak adil, berimbang dan tidak ekstrim dalam beragama.
Beliau berharap Para peserta pelatihan bisa mendesiminasikan pengetahuan yang diperoleh selama pelatihan di lingkungan kerjanya dan memberikan edukasi (pendidikan) kepada masyarakat agar bisa menghargai tiap-tiap pemeluk agama lain dalam rangka meningkatkan relasi antar dan intern umat beragama.
Moderasi beragama diperlukan karena sikap ektrim dalam beragama tidak sesuai dengan esensi ajaran agama itu sendiri, perilaku ekstrim atas nama agama juga sering mengakibatkan lahirnya konflik, rasa benci, intoleransi dan bahkan permusuhan yang memusnahkan peradaban, sikap-sikap seperti itulah yang perlu dimoderasi."kata Markus.
Isnanto salah satu peserta dalam pelatihan tersebut mengapresiasi kegiatan ini meskipun dalam masa pandemi covid 19 tapi tetap terlaksana dengan menerapkan protokol kesehatan, masih kata Isnanto asal Panceng ini bahwa materi yang telah diikuti selama 5 hari ini dan akan berakhir sabtu besok dengan instruktur DR H Abd Main dan DR HM Musfiqon dari BDK Surabaya dan benar-benar banyak pengetahuan yang diterima dan telah memberikan spirit dan motivasi teman-teman bahwa moderasi beragama adalah sebuah keharusan sehingga para peserta yang representasi dari para kepala madrasah dalam naungan kemenag kabupaten Gresik.
"Komitmen untuk bergerak secara masif dan bersama-sama membumikan Moderasi beragama di lingkungan pendidikan kemenag Gresik. "Jelasnya
Dikatakan Isnanto mengembangkan ajaran agama yang Wasathiyah dengan tetap melakukan sinergitas bersama semua komponen,
sehingga peserta didik mampu mengespresikan pemahaman agamanya dalam hidup bersama yang multikultural, multi etnis, multi paham keagamaan dan kompleksitas kehidupan secara bertanggungjawab. "
"Toleransi dan moderat dalam kerangka kehidupan berbangsa dan bernegara."Pungkas Isnanto Yang ditunjuk sebagai Kordinator kegiatan dia juga Kepala MA Roudlotul Ulum Banyutengah Panceng dan sekjen komnasdik Gresik (Hoo)