Kegiatan ini juga dihadiri oleh Bupati Bojonegoro, Forkopimda Kabupaten Bojonegoro, Pejabat Utama Kodam V Brawijaya, dan Pejabat Utama Polda Jatim.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, menyampaikan dengan pendekatan TMMD, kita bisa memecahkan masalah.
"Ini adalah suatu semangat, dan berfikir untuk pasti bisa, tidak mengincar semua harus perfect, tapi harus lebih baik,"ujar Emil.
Sementara, dalam sambutannya Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Suharyanto memaparkan, hari ini telah dilakukan secara serentak pembukaan TMMD di beberapa wilayah di Jawa Timur, selain di Bojonegoro ada di Bondowoso, Sumenep, dan di Pacitan.
Bojonegoro dianggap tempat yang strategis, disamping anggarannya juga yang paling besar nilai proyeknya, sehingga sebagai penghargaan maka Forkopimda Jatim hadir secara langsung.
Selain itu, TMMD ini biasanya selalu di programkan kerja sama sinergitas, antara TNI, Polri dan Pemerintah Daerah, serta unsur stakeholder terkait di wilayah.
Dulu namanya ABRI Masuk Desa, tapi setelah Polri berpisah, namanya menjadi TMMD, namun sebetulnya pelaksanaannya dilapangan tidak berubah, masih dilaksanakan oleh personil TNI dan personil Polri, serta pemerintah daerah.
"Ini perlu saya sampaikan, jangan sampai kesannya ini seolah - olah adalah program Tentara Nasional Indonesia semata.Pada tahun 1980 itu namanya ABRI masuk desa," tegasnya.
Lebih lanjut Pangdam V Brawijaya menegaskan, perencanaan TMMD ini dilakukan dari bawah ke atas.
Diharapkan sasaran fisik yang susah dikerjakan oleh pemerintah daerah, karena terpencil dan anggaran terbatas, ini bisa dikerjakan oleh TMMD.(AGS)