SURABAYA, GNN
Sinergitas Kodam V/Brawijaya dengan Insan Pers (Media), dalam menangkal berita hoax (berita bohong) yang banyak beredar di media sosial dan masyarakat.
Mayjen TNI Nurcahyanto ( Pangdam V/ Brawijaya) mengatakan, dengan terbangunnya kerjasama antara Kodam V/ Brawijaya dan media selama ini dapat mengoptimalkan sinergitas dalam memberikan informasi kepada masyarakat.
“Kita ketahui, bahwa dalam rangka mewujudkan bangsa Indonesia yang adil dan makmur, kita harus menghadapi berbagai tantangan dan dinamika persoalan, baik dalam maupun luar negeri, tentunya akan semakin komplek dan dinamis dengan terus berkembangnya tekhnologi informasi saat ini,” kata Pandam saat Coffee Morning bersama pimpinan media massa, di Makodam V/Brawijaya, Surabaya, Kamis (16/03/2022).
Menurut Pangdam, pihaknya terus meningkatkan kewaspadaan terhadap perkembangan situasi yang terjadi di Indonesia. Satu hal yang perlu mendapat perhatian kita semua, adalah ancaman radikalisme yang terus berupaya memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI.
Pangdam menegaskan, peran media massa menjadi semakin strategis, tidak hanya memberikan informasi yang aktual dan faktual bagi masyarakat, namun juga sebagai filter terhadap berita bohong (hoax) yang dapat mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Media massa dapat sekaligus meredam bibit bibit radikalisme yang semakin terang terangan meneror di negara kita,” ucapnya.
Ia berharap media massa di Jawa Timur tidak hanya berperan dalam menyampaikan informasi semata, namun juga sebagai wahana edukasi untuk memperluas gagasan dan pemikiran positif sehingga terbentuknya kontruksi sosial yang baik dalam masyarakat.
“Menjadi garda terdepan dalam menyampaikan informasi, kami harap akan terus memberikan saran kepada Kodam V /Brawijaya dan TNI pada umumnya, agar kami dapat menjalankan tugas tugas pemerintah dan mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat,” tuturnya.
Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim mengatakan, pihaknya telah melakukan penilaian terhadap kinerja Prajurit Kodam V/Brawijaya, yang sangat tanggap dalam menjalankan tugasnya dimasa Pandemi COVID-19.
“Penanganan COVID-19 di Jatim menjadi yang pertama seluruh di Indonesia dalam menekan angka penyebaran, itu tidak lepas dari peran prajurit Kodam V/Brawijaya, yang terus melakukan sosialisasi dan pencegahan,” ucap pria ang akrab disapa Lutfi Item itu.
Sementara Ketua AMSI Jatim, Arief Rahman, menegaskan bahwa saat ini ada tujuh organisasi yang diakui oleh Dewan Pers, namun ada wadah pers yang belum masuk dibawah naungan Dewan pers.
“Karena tidak berada di bawah naungan Dewan Pers sehingga saat ini ada beberapa pihak yang membuat organisasi tandingan,” terang Arief Rahman.
Selain membuat organisasi tandingan diluar naungan Dewan Pers, Pimred lensaindonesia.com ini juga menyatakan, banyak media online yang menggunakan nama yang hampir sama.
“Sekarang banyak media online yang namanya hampir sama sehingga ini menjadi kesalahpahaman dari pihak pihak. Seperti detik tapi belakangnya bukan dot com (.com), dan banyak lainnya,” tambahnya.
Dr Arief Rahman membeberkan, bahwa sebanyak 76 persen masyarakat Indonesia menikmati Internet dengan waktu rata rata 9 jam sehingga di dunia pers hari ini, mulai ada disrupsi.
“Ada pergeseran masyarakat yang menikmati Internet dan mencari informasi melalui media sosial yang bahkan tidak ada korelasinya dengan berita sebagai mana diatur dalam UU no 40 tahun 1999 Tetang Pers,” paparnya.
Selain masyarakat, saat ini juga terdapat para pemangku kewenangan dan pejabat yang mempunyai kepentingan, yang lebih memilih curhat terhadap influenser untuk menyampaikan klarifikasi.
“Saat ini ada masalah yang sangat krusial, dimana adanya penulisan yang dilakukan media, bukan datang ke redaksinya untuk melakukan klarifikasi atau lainnya, malah datang ke artis yang melakukan podcast. Itu banyak dilakukan oleh pejabat saat ini,” ungkapnya. (Kj/red)