Lamongan, GNN
Program pelestarian sastra tutur yang lakukan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur yang bekerjasama dengan Rumah Budaya Pantura beserta komunitas seni dan sastra yang ada di Lamongan memasuki tahapan revitalisasi dengan mengelar festival kentrung yang di saksikan oleh seniman, sastrawan, para pegiat budaya dan masyarakat umum.
Sebelumnya telah di laksanakan pelatihan kentrung di Lamongan pada bulan Maret yang melibatkan peserta sebanyak 50 orang dari berbagai komunitas sastra, seni dan budaya, baik dari kalangan mahasiswa, pelajar dan masyarakat di Rumah Budaya Pantura yang berada di desa Kemantren Paciran Lamongan.
Festival Kentrung yang di gelar di halaman GOR Kemantren pada hari Selasa, 31 Mei 2022. Menampilkan beberapa seniman kentrung muda diantaranya Mbak Nita Salam, satu-satunya seniman kentrung perempuan yang hadir di acara festival kentrung ini, ada juga mas Arman, mahasiswa kampus IAI TABAH, yang berduet dengan mas Syamsul yang juga mahasiswa di kampus yang sama.
Turut juga dalam pagelaran ini, komunitas teater Ndrinding asuhan bapak Zuhdi Amin, yang menampilkan secara apik kentrung inovasi perpaduan antara kentrung dengan ludruk Jawa Timur, dengan bintang tamu seniman ludruk senior yang pernah menjadi anggota ludruk Srimulat, mbah Tohir Jokasmo dan dalang Wayang Wolak-Walik, Ki Wolak-Walik dari kota Malang.
Sebagai penyaji kentrung terakhir adalah Kentrung Gende'ng ( Bapak Fathur Rohim ) yang menampilkan kentrung tradisi Lamongan dengan cerita kisah Sunan Drajat. Beliau menceritakan asal usul sampainya Raden Qosim atau Sunan Drajat ke pesisir Banjar Anyar dan asal muasal desa Drajat.
Festival Kentrung ini, juga menampilkan jenis pertunjukan seni lainnya sebagai variasi, seperti musikalisasi puisi yang di bawakan oleh kelompok musik Idhar Qomariah, dari Madrasah Aliyah Tarbiyatul Wathon, pertunjukan Tari yang di mainkan oleh Komunitas Kipas dari SMA Mazro'atul Ulum Paciran, asuhan bapak Very, juga pertunjukan Teater yang di lakukan oleh Mas Pandu Setiawan, seniman teater yang pernah bergabung dengan teater Tobong Surabaya.
Acara yang di mulai pada pukul 19.30 WIB ini dihadiri oleh banyak warga masyarakat Desa Kemantren dan desa-desa di sekitarnya, sehingga suasana begitu meriah, ditambah lagi dengan banyaknya pedagang yang menjual lapak dagangan dan aneka permainan anak-anak menjadikan acara festival kentrung ini seperti pasar malam.
Dalam sambutannya Mas Ali Saubi Ketua Rumah Budaya Pantura berharap pemerintah bisa terus hadir dalam acara kesenian dan kebudayaan yang di lakukan oleh seniman-seniman di pantura, dan berharap festival kentrung ini bisa dilaksanakan setiap tahun, sebagai salah satu cara untuk melestarikan kesenian kentrung Lamongan.
Begitu juga dengan perwakilan dari Badan Bahasa Provinsi Jawa Timur pada sambutannya, berharap agar kesenian kentrung, khususnya kentrung Lamongan bisa terus dilestarikan oleh masyarakat Lamongan, agar bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya.
Sebelum Festival Kentrung ini dihelat pada hari selasa, 31 Mei 2022, sehari sebelumnya di lakukan persiapan dan pemantapan di pendopo Rumah Budaya Pantura yang di ikuti 50 peserta pelatihan kentrung. Dan dilakukan evaluasi terkait pelatihan kentrung dan festival kentrung pada hari Rabu, 1 Juni 2022 di pendopo Rumah Budaya Pantura.
Dari wawancara dengan cak Deni Jazuli, Wakil Ketua Rumah Budaya Pantura, beliau sangat berterima kasih dengan Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur yang telah sudi hadir memberi pendampingan kepada komunitas- komunitas sastra dan seni di Lamongan dalam merevitalisasi sastra tutur kentrung.
"Kami berharap agar pemerintah bisa ikut membantu Rumah Budaya Pantura sebagai pusat kajian dan pelestarian kentrung Lamongan, yang diantara programnya adalah menghelat Festival Kentrung setiap tahun sebagai ajang uji kemampuan seniman- seniman muda kentrung Lamongan," pungkas Deni yang juga alumni Ponpes Maskumambang Dukun Gresik ini. (Didik Hendri Telisik Hati)