Sektor Pariwisata merupakan salahsatu bagian dari sekian banyak sektor yang diyakini solusi pemulihan ekonomi setelah sekian lama diterjang badai Pandemi Covid 19, Indonesia yang kaya budaya dan sumber daya alam yang luar biasa, ini mendukung dalam mewujudkan mewujudkan pemulihan lewat sektor tersebut (Pariwisata), termasuk dikabupaten Gresik ini, khususnya di pulau Bawean.
Pulau Bawean menjadi daya tarik perhatian para wisatawan. namun, sejauh ini banyak wisata di Bawean belum memenuhi syarat CHSE Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan).
Salah satu faktor utamanya, kebersihan. Banyak wisata di Bawean masih belum bisa membawa kesadaran masyarakat, membuang sampah pada tempatnya.
Ket. Foto : Dari kiri Koordinator Pengembangan Destinasi 1 area IV Kemenparekraf RI Wisnu Sriwijaya Recodimus, Anggota DPR RI Fraksi PAN Zainuddin Maliki, Perwakilan Disparekrafbudpora Gresik Fither Kuntajaya
Terkait hal tersebut disampaikan anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki saat kunjungan kerja di Ekowisata Mangrove Superberu Desa Daun, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean. Pihaknya menekankan kepada masyarakat Bawean pentingnya kebiasaan membuang sampah di tempatnya. Apalagi sektor wisata.
“Awalnya dari kemauan para Pokdarwis lalu kesadaran kebudayaan wisata yang bersih,” ucapnya saat memberikan sambutan acara Sosialisasi Peningkatan Kualitas Pengelolaan dan Jejaring Wisata di Kabupaten Gresik, Jumat (1/7/2022).
Zainuddin Maliki, Politisi Fraksi PAN itu menyebut, peningkatan kualitas sarana prasarana juga dibutuhkan di wisata Pulau Bawean. Kedepan, pihaknya akan berkoordinasi dengan mitra kerjanya Kemenparekraf RI, agar bisa membantu fasilitas wisata di Pulau Bawean.
Anggota DPR RI dapil Jatim X (Lamongan - Gresik), juga “Minta doa restu, agar bisa terus memberikan pelayanan dan bantuan untuk wisata Bawean,”
Sementara Perwakilan Kemenparekraf RI Wisnu Sriwijaya Recodimus menyampaikan, untuk peningkatan kualitas wisata. Tentu paradigma yang dibawa wisatawan yaitu, aman, nyaman dan bersih lingkungan.
“Mulai bersih lingkungan ini, bagaimana kita menjaga sampah plastik di wisata, seperti halnya di Wisata Mangrove Superberu ini,” ucapnya.
Karena wisatawan yang berkunjung ke wisata jelas Koordinator Pengembangan Destinasi 1 area IV Kemenparekraf RI , tidak cukup pulang lalu pergi dan hanya sekali saja. Tetapi bisa mempromosikan kembali wisata yang dikunjungi dan kembali mengunjungi wisata.
“Maka perlu pola ATBSK (Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, dan Kenangan),” ujarnya
“Maka prioritasnya pengelolaan kebersihan wisata. Dengan pengelolaan yang baik, ekonomi kreatif bisa tumbuh dengan baik.
Kepala Dinas Disparekrafbudpora Gresik Sutaji Rudi melalui Muhammad Fither Kuntajaya mengatakan, pariwisata di Bawean terus dilakukan peningkatan keberlanjutan, baik dari kerukunan antar warga dan para Pokdarwis.
Ia juga menjelaskan bahwa “Ada 22 Pokdarwis di Bawean harus Istiqomah ,agar bisa meningkatkan pariwisata di Bawean,” ucapnya.(K-pt)