Surabaya, GNN
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, usai rapat koordinasi penanganan penyakit mulut dan kuku dengan pimpinan rapat Kepala BNPB, bertempat di Gedung Bhinaloka, kantor Gubernur Jawa Timur, Rabu (7/9/2022).
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono menyampaikan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi tercepat dalam pelaksanaan vaksinasi untuk pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.
Lebih lanjut dikatakannya, populasi hewan ternak di Jatim yang sudah divaksin sekitar 10 juta. “Dari perbandingan yang terkena kasus, yang mati, dan yang sembuh, itu cukup banyak dibandingkan dengan propinsi lain. Karena itu, Jatim menjadi bestpractice PMK. Jadi yang paling penting itu adalah laju kecepatan vaksinasinya,” katanya.
Menurutnya, walaupun jumlah dosis vaksinnya banyak tapi dalam waktu singkat sudah mencapai 91 persen sudah dijalankan. “Saat ini kita masih menunggu 1,2 juta lagi, besok kita langsung menjalankan semua ini,” ujarnya.
Dikatakannya, keberhasilan Jatim dalam percepatan vaksin karena adanya kerjasama antara TNI/Polri/babinsa/babinkamtibmas, juga dokter hewan dan mahasiswa kedokteran. “Bersama kita lakukan percepatan vaksin hingga 50-70 per hari,” uajrnya.
Dikatakan Adhy, upaya yang dilakukan dalam pencegahan PMK yaitu dengan desinfektan, perpindahan hewan antar daerah, dan juga bagaimana komunikasi informasi edukasi yang disampaikan kepada masyarakat.
“Bagaimana cara-caranya untuk bisa merawat sapi atau hewan ternak agar tertap sehat. Gerakan vaksinasi sudah efektif, dibandingkan dengan propinsi lain. Meski begitu masih perlu ditingkatkan lagi bagaimana pencegahannya dengan biosecuritynya, dengan desinfektannya, kemudian edukasi kepada masyarakatnya. Juga untuk penyekatan-pennyekatan, untuk perpindahan hewan antar daerah, itu yang mungkin tidak boleh lemah maupun kendur, harus cepat ditingkatkan untuk mencegah PMK,” terangnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Suharyanto, dalam paparannya menyampaikan, bahwa model pelaksanaan vaksinasi di Provinsi Jawa Timur yakni Tim vaksinator penyuntikan dilakukan secara tim (800 tim) dengan pembagian tugas sebagai berikut: petugas vaksinator melibatkan Babinsa dan babinkamtibmas, petugas handling ternak, petugas biosecurity (penyemprotan desinfektan) dan petugas input Data administrasi.
Sedangkan laju suntikan vaksinasi yakni untuk sapi potong, kemampuan tiap satu tim vaksinator adalah 60-70 dosis per hari. Sapi perah, kemampuan tiap satu tim vaksinator adalah 100-160 dosis/hari. Pada tahap pertama (380 ribu) tuntas dalam 30 hari. Capaian vaksinasi 99 persen, dan laju vaksinasi 12.500 suntikan/hari.
Selanjutnya adalah lingkup pelaksanaan biosecurity yakni pertama, disinfektasi kandang dan lingkungan peternakan, entry dan exit points (bandara, pelabuhan dan batas darat). Kedua, pengawasan lalu lintas hewan dan produknya baik segar maupun olahan di perbatasan pulau provinsi dan kabupaten /kota. Ketiga, pengaturan buka tutup pasar hewan dalam pencegahan penularan antar hewan, dan keempat, penyebarluasan komunikasi informasi dan edukasi mengenai PMK dan berbagai media. (kj)