Moskow, GNN
Rusia adalah negara federasi terbesar di Bumi, wilayahnya membentang dari Asia timur hingga Eropa Barat. Tak aneh jika negeri ini memiliki 11 zona waktu yang berbeda, bisa kita bayangkan betapa besarnya negara Rusia ini. Dan fakta menarik seputar dunia pendidikan, Rusia menjadi salah satu negara yang menawarkan beasiswa kepada mahasiswa asal Indonesia. Saat ini Jumat (25/11/2022) tercatat ada sekitar 1000 mahasiswa-mahasiswi asal Indonesia yang belajar di berbagai universitas di Rusia, dari ujung Rusia bagian asia timur hingga Rusia bagian Eropa barat.
Fuddin salah satunya. Pemuda asal Desa Lowayu kecamatan Dukun kabupaten Gresik ini, merupakan mahasiswa S2 di Russian State Social University, Moskow, Rusia. Dia mendapatkan beasiswa _tution fee_ dari Pemerintah Federasi Russia sejak tahun 2020 lalu.
Sembari kuliah S2, Fuddin saat ini juga aktif menjadi ketua LAKPESDAM PCINU FREU di periode kedua ini. Meskipun dia saat itu menolak, dengan alasan sebentar lagi sudah lulus. Dia juga merupakan mantan HUMAS Perhimpunan pelajar Indonesia di Russia wilayah Moskow.
"Sebetulnya ini merupakan rentetan yang panjang, saat dimana saya berniat bekerja di Jakarta bersama teman S1 mahasiswa asal China. Namun Covid-19 muncul di Indonesia sehingga kita putuskan untuk tutup sementara. Akhirnya saya mencoba untuk mendaftar beasiswa di berbagai negara, diantaranya : Russia, India, Turki dan Islandia. Saat itu saya sempat lolos beasiswa di Islandia dan India, tepatnya di Kalinga institute of Industrial University. Namun, tak berkunjung lama saya juga diterima di Rusia. Saya akhirnya memilih Rusia dengan banyak pertimbangan tentunya. Salah satunya adalah Rusia merupakan negara terbesar di dunia, Rusia juga merupakan negara adidaya dan penghasil tokoh politik, serta berbagai kecanggihan teknologinya. Bahkan fakta menarik, astronot atau komnonov pertama yang sampai di luar angkasa pertama kali adalah Yurin gagarin, orang Uni Soviet (Rusia)." Tutur Fudin
Fuddin mengatakan perjuangannya untuk mendapatkan beasiswa ke Rusia cukuplah panjang. Ia mengatakan dari mulai harus mempersiapkan berkas akademik, abstract of research, letter of motivation dan masih banyak lainnya. Sebelumnya Fuddin merupakan alumni S1 di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Dia mengaku pernah juga Praktek kerja lapangan di negara Thailand.
Ia mengatakan, keluarganya sangat mendukungnya untuk menuntut ilmu hingga ke benua Eropa. Mumpung masih muda, dan yang terpenting kalau bisa program beasiswa.
"Saya mendapat support sepenuhnya dari keluarga inti, karena memang sedari SMA sudah bercita-cita bisa kuliah di Luar negeri, terutama di Benua Eropa. Apalagi S1 dulu saya masuk di kelas International Class Program dengan menggunakan bahasa pengantar Bahasa Inggris," kata Fudin.
Ada dua tantangan utama yang dirasakan Fuddin selama belajar di Rusia. Pertama, kata Fuddin, bahasa Rusia menjadi tantangan pertama yang harus ditaklukkannya.
"Tanpa tahu dan menguasai bahasa Rusia maka sulit untuk beraktivitas dan beradaptasi. Oleh karena itu, 1 tahun pendidikan bahasa Rusia menjadi wajib dan kebutuhan untuk kami semua bisa belajar dan bertahan di Rusia,".
Tantangan kedua adalah iklim. Dia menyebut Rusia sangat dingin dan harus membuatnya belajar bagaimana bertahan di iklim Rusia yang berbeda jauh dengan Indonesia.
"Begitu juga dengan iklim. Iklim dingin di negara ini memang nggak bercanda, dari mulai suhu -8°C hingga -20°C. Lama kelamaan saya juga harus pintar-pintar berpakaian yang sesuai dengan kondisi sini dan makan yang bergizi tentunya, agar badan fit walaupun cuaca sangat dingin," Tutur Fudin.
Pesan Fuddin bagi generasi muda lainnya, "kita sebagai generasi muda yang memandang masa depan akan tiba, tentu berharap memiliki masa depan yang cerah. Maka, mari kita mempersiapkan semua itu. Tidak apa, kita awali dari sebuah keinginan dan mimpi. Yang terpenting dibarengi dengan usaha dan tekad yang kuat guna mewujudkan itu. Karena segala sesuatu umumnya berawal dari keinginan dan mimpi, jika keduanya dibarengi dengan usaha yang kuat maka insyaallah tidak ada yang tidak mungkin". Pungkas Fudin dengan wajah penuh semangat berapi-api mengakhiri obralan via video call. (Mbah Singo)