Gresik, GNN
Sebagai bentuk kepedulian sosial, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah mengunjungi salah satu penyandang disabilitas. Dia adalah Nur Jahirotul Mahiyah (31) yang tinggal di Dusun Pereng Wetan, Desa Melirang, Kecamatan Bungah, Jumat (25/11).
Menurut informasi, Nur Jahirotul Mahiyah mengidap Cerebral Parsy (Lumpuh Otak) sejak lahir. Penyakit tersebut menyebabkan Nur menjadi kehilangan kendali beberapa syaraf tubuh sehingga kesulitan untuk bergerak normal. Untuk membantu aktivitasnya, Nur harus menggunakan kursi roda.
Menurut Paeni (54) ibunya, Nur memiliki hobi untuk berkeliling dan menyapa para tetangga sekitar dengan antusias. Meski hanya bermodalkan kursi roda, Nur bahkan bisa pergi sampai ke desa-desa lain.
"Ya seperti ini kondisinya, pengennya keluar rumah terus, dan berkumpul dengan orang lain. Meskipun tidak bisa jalan tapi bisa pakai kursi roda sendiri." ungkap Paeni.
Dalam kunjungannya, wabub yang didampingi oleh Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gresik, Ummi Khoiroh dan relawan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Gresik, Muhammad Subhan.
Wabup menambahkan bahwa saat ini sudah ada bantuan untuk para penyandang disabilitas seperti ini lewat program Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
"Jadi, dari Pemerintah Kabupaten Gresik saat ini sudah menyediakan program bantuan prioritas yaitu PKH Inklusif. Ini yang nantinya dapat diberikan kepada para Lansia dan penyandang disabilitas." ucap wabup kepada Paeni.
Dalam kasus Nur, diketahui dia masih belum masuk ke database DTKS karena ada ketidakcocokan antara data pribadinya dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Gresik. Masalah tersebut telah ditindaklanjuti sehingga data miliknya telah valid di bulan Oktober awal yang ternyata berbarengan dengan penutupan pendataan DTKS.
Untuk itu, wabup menyayangkan masalah seperti ini masih ada pada warga di desa dan dusun. Menurutnya, hal ini menjadi catatan penting bagi pemerintah desa dan dusun untuk secepatnya melakukan pendataan lebih lanjut terkait warga yang layak menerima bantuan sosial.
"Karena kasihan kalau tidak segera kita bantu secara langsung. Mengingat, Nur ini statusnya masih belum menjadi penerima bantuan. Maka nanti Nur ini akan kami data secara langsung agar secepatnya mendapatkan bantuan yang layak." ucap Bu Min sapaan akrab wabub kepada Paeni.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gresik Ummi Khoiroh juga mengatakan, pengusulan penerima PKH Inklusif akan dipercepat untuk menanggulangi masalah seperti ini. Ditambah, khusus penyandang disabilitas yang sudah terdata akan menerima bantuan rutin 4 kali dalam setahun.
"Di 2023 kita akan start lebih awal karena regulasinya sudah fix. Dan khusus yang disabilitas terdata akan mendapatkan bantuan langsung tunai senilai Rp. 500.000 dan sembako senilai Rp. 200.000. Insyaallah di bulan Maret nanti sudah mulai terealisasi." katanya.
Kadis Ummi juga meminta agar seluruh lembaga kemasyarakatan ikut andil dalam mengawal pendataan DTKS kali ini. Ini sangat penting agar kasus keterlambatan seperti Nur ini tidak terulang kembali.
"Kami juga meminta bantuan kepada seluruh jajaran pemerintah desa dan teman-teman pendamping agar warganya dapat terdata di DTKS. Agar dapat megakses berbagai macam bantuan sosial." imbuhnya.
Tidak hanya sekedar berkunjung, Bu Min ditemani Kadis Ummi dan Relawan Subhan juga menyerahkan bantuan langsung berupa uang tunai dan sembako kepada Nur saat itu. (tlh)