Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ma’rifah Cirebon merasakan manfaat dari kemitraan jangka panjang dengan Kementerian Sosial selama ini. Bantuan dari Kemensos yang paling dirasakan adalah bantuan pelatihan vokasional bagi para santri.
Pengasuh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Al-Ma’rifah Aseppudin Hendra menyatakan, Kemensos telah membantu memberikan pelatihan kepada sejumlah santri. “Santri-santri kami diberikan kesempatan untuk mendapatkan pelatihan dari kemensos,” kata Aseppudin Hendra saat menemui rombongan dari Biro Hubungan Masyarakat Kemensos RI, di komplek Pondok Pesantren Al-Ma’rifah, Kampung Pejagan Asem, Desa Kedungbunder, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (9/12).
Kunjungan staf dari Biro Humas Kemensos dalam rangka meningkatkan kemitraan dan juga sosialisasi program Kemensos kepada organisasi sosial (orsos) sebagai mitra Kemensos. Dalam hal ini, Ponpes Al-Ma’rifah Cirebon juga berstatus sebagai Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA). Yakni organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang melaksanakan Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
Dalam kesempatan selanjutnya, Aseppudin Hendra menyatakan, sebanyak 30 orang santri Ponpes Al-Ma’rifah Cirebon pernah mengikuti pelatihan oleh sentra di lingkungan Kemensos. “Ada pelatihan bengkel, tata boga, salon dan sebagainya. Ini sangat membantu pak. Yah tentu saja harapannya bantuan semacam ini bisa dilanjutkan,” kata Aseppudin.
Bantuan Kemensos lainnya adalah sembako untuk anak-anak dalam kaitannya mengatasi dampak pandemi Covid-19. “Kami pernah mendapat bantuan sembako, dalam kaitan dampak Covid-19,” kata pengurus LKSA Al-Ma’rifah lainnya Asep Priatna. Para pengelola LKSA Al-Ma’rifah menyampaikan apresias dan ucapan terima kasih atas kunjungan dan bantuan Kemensos selama ini.
LKSA Al-Ma’rifah selain menyelenggarakan pendidikan Pondok Pesantren, saat ini menampung sekitar 500 orang satriwan dan satriwati. Sebanyak 51 orang merupakan penyandang disabilitas dan 70 orang yatim-piatu. Asal santri dari seluruh daerah di Indonesia.
Berdiri di atas lahan seluas 16.958 m2, Pondok Pesantren Al-Ma’rifah didirikan oleh Kyai Syamsul Ma’arif, M.Pd.I . Pada mulanya di Pesantren Al-Ma’rifah hanya diselenggarakan bentuk pengajian tradisional ala pesantren pada umumnya, yaitu pengajian kupingan, bandungan dan sorogan.
Namun, sejalan dengan semakin kuatnya animo masyarakat, pesantren mulai mengembangkan dan meningkatkan tarap pendidikan secara bertahap, dan semakin bertambah banyak. Dan pada tahun 2006 seluruh kegiatan dibuat dalam bentuk payung hukum dengan didirikannya Yayasan Pendidikan Islam Kebon Kelapa Al-Ma’rifah.
Tim Biro Humas juga mengunjungi LSKA Madinatunnajah yang berada pada kompleks Pondok Pesantren Madinatunnajah Kalimukti, Cirebon. Rombongan Biro Humas Kemensos diterima oleh pengasuh LKSA Drs. Bambang dan tim.
Pondok Pesantren Madinatunnajah didirikan pada tanggal 14 Pebruari 1989 di atas tanah wakaf seluas 4 ha oleh almarhum Drs. KH. Mahrus Amin. Bambang menyatakan, almarhum Kyai Mahrus mendirikan pondok-pondok pesantren di seluruh Indonesia tidak kurang dari 42 lokasi. “Beliau ingin di tempat kelahirannya di Desa Kalimukti ini tetap berdiri pesantren sebagai pusaka dan kenangan perjuangannya,” katanya.(sultan)