Bogor, GNN gerbangnusantaranews.com
Kabupaten Gresik menjadi salah satu dari 85 kabupaten/kota di Jawa yang hadir dalam kegiatan Rapat Koordinasi Pengawasan Ketahanan Pangan, Selasa (30/05). Kegiatan yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian ini mengundang beberapa kepala daerah di Jawa, Forkopimda, dan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI).
Isu ketahanan pangan menjadi salah satu isu yang mengemuka ditengah perubahan iklim dan perubahan fungsi lahan. Karenanya, diperlukan sinergi antara Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dan Aparat Penegak Hukum (APH), kementerian terkait, pemerintah daerah dan APDESI
Sinergi ini dilakukan guna menghilangkan keragu-raguan dalam pelaksanaan program pertanian, dan optimalisasi dana desa untuk mendukung ketahanan pangan.
Hadir dalam kegiatan, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah dan Kadis Pertanian Gresik Eko Anindito, menggarisbawahi ancaman kekeringan akibat _El Nino_ . Dikatakan bahwa iklim ekstrim tersebut, diperkirakan menyebabkan penurunan produksi dan ketersediaan pangan sebesar 20-30 %.
"Dalam tiga tahun kedepan kita diperkirakan akan memasuki _El Nino_ . Ini tentunya menjadi tantangan bagi sektor pertanian, mengingat masih banyaknya lahan pertanian Gresik yang sifatnya tadah hujan," ujar wabup.
Hal yang sama disampaikan Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian Jan S Maringka, dirinya mengatakan komitmen pemerintahan hingga ke tingkat desa sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan Indonesia di tengah ancaman perubahan iklim.
"Tantangan ketahanan pangan ke depan selain alih fungsi lahan yang belum dapat diatasi secara maksimal, dihadapkan pula dengan ancaman kekeringan dan El Nino, yang mesti dihadapi secara bersama sama untuk mengantisipasi permasalahan tersebut," ungkapnya.
Untuk diketahui, Sektor pertanian memberikan sumbangsih cukup besar pada negara. Di antaranya adalah mendukung pertumbuhan ekonomi, dimana sektor pertanian secara konsisten menjadi kontributor utama kedua bagi PDB nasional. Selain itu, sektor pertanian juga mencatatkan prestasi swasembada beras pada tahun 2019-2021. Produksi beras tahun 2022 mengalami peningkatan sebesar 31,54 juta ton, meningkat 0,59% dibanding tahun sebelumnya. (nnd)