Mojokerto, GNN gerbangnusantaranews.com
Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Mojokerto Teguh Gunarko mendampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam meninjau Pusat Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (PPSLB3) yang dikelola oleh PT. Pratama Jatim Lestari (PJL) di Desa Cendoro, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Rabu (28/6).
Diketahui, PT. PJL sendiri merupakan anak perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Timur dibawah naungan Jatim Graha Utama Group yang bergerak di bidang jasa pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Selain itu, setibanya di area PPSLB3, Sekdakab Mojokerto Teguh Gunarko, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto Zaqqi, dan Direktur PT. PJL Haries Purwoko mendampingi Gubernur Khofifah untuk melihat langsung progres pengembangan kawasan PPSLB3, termasuk mengecek perizinan setiap item dari pabrik.
Dalam peninjauannya, Gubernur Khofifah juga melihat langsung laboratorium pengolahan limbah B3, hanggar penyimpanan insinerator, rencana pembangunan hanggar ke-2, Landfill, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) hingga meninjau tempat yang akan dijadikan kantor nantinya.
Usai melaksanakan peninjauan, Gubernur Khofifah mengungkapkan, dengan adanya PT. PJL ini, dapat menjadi salah satu solusi dalam menghadapi permaslahan limbah B3. seperti halnya limbah B3 industri maupun medis.
"Ini penting, karena setiap proses industri, serta pelayanan medis mulai dari puskesmas hingga klinik pratama sampai rumah sakit juga memerlukan tempat pengolahan limbah, maka dari itu, Pemprov Jatim mencari solusi. dan pabrik pengolahan limbah serta pemanfatannya inilah solusinya,” ungkapnya.
Gubernur Khofifah juga menilai, keberadaan PT. PJL juga dapat menjadi salah satu upaya dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Khususnya pada penanganan pembuangan limbah B3 yang dapat membahayakan lingkungan dan masyarakat sekitar.
"Maka harus saya sampaikan bahwa kehati-hatian dari tim pengelola ini luar biasa. Itulah yang saya selalu pesankan,” ungkapnya.
Pada saat ini, PT. PJL memiliki total lahan sedikitnya 50 hektar yang akan digunakan untuk kawasan pengolahan limbah B3. Pada tahap pertama akan dioperasikan seluas 5 hektar, selanjutnya untuk mengembangkan kawasan pabrik ditahap 2 masih dalam proses pengajuan perizinan kembali.
Lebih lanjut, untuk operasional tahap 1, PPSLB3 mampu mengolah sebanyak 86 kode limbah B3. Selain itu, pada tahap pertama, PPSLB3 juga akan melayani insinerator pemusnah limbah media dan limbah industri, pengumpulan limbah B3, pemanfaatan Fly Ash Bottom Ash menjadi Batako/paving, pengolahan limbah B3 cair, dan penimbunan limbah B3 atau Sanitary Landfill.
“Tentunya di pabrik ini bukan hanya ada pengolahan limbah, melainkan juga ada pemanfaatan hingga penimbunan. Pemanfaatan dari proses pengolahan limbah ini antara lain adalah dalam bentuk batako,” ucapnya.
“Saya tadi juga dapat info, kalau insineratornya sudah dapat approval. Jadi asap pengolahannya tidak lagi hitam, sudah putih,” tambahnya.
Diakhir sambutannya, Khofifah menyampaikan, bahwa tahap untuk segera beroperasinya tempat ini sudah turun, maka operasionalnya akan segera dimulai.
“Insya Allah jika semua perizinan sudah turun. Maka operasional pabrik ini bisa kita mulai. Insyaallah 15 Juli mendatang, operasional pabrik ini bisa kita mulai. Mohon doanya, semoga semua berjalan dengan lancar,” pungkasnya. (hd)