Gresik, GNN gerbangnusantaranews.om
Sebanyak 30 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Gresik berorientasi ekspor, unjuk pamer di hadapan calon _buyer_ dari Negeri Jiran. Ini dilakukan pada kesempatan Temu Bisnis Kedutaan Besar Republik Indonesia Kuala Lumpur, dan buyer asal Malaysia dengan pelaku UMKM Gresik, Selasa (04/07).
Tidak sendiri, beberapa _buyer_ tersebut datang di Kabupaten Gresik didampingi dengan Atase Perdagangan KBRI Kuala Lumpur, perwakilan Kemenkeu I Jawa Timur, Kanwil Direktorat Jenderal Bea Cukai Jatim I, dan tentunya Pemerintah Kabupaten Gresik.
Pada kesempatan ini, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah, mengajak UMKM di Kabupaten Gresik untuk benar-benar memanfaatkan kesempatan ini untuk menggali informasi tentang apa-apa saja yang diinginkan _buyer_ .
"Dari sini, kita akan tahu bagaimana selera konsumen yang ada di Malaysia. Dengan begitu, maka proses link and match bisa berjalan dan menguntungkan kedua belah pihak," terang wabup.
Dihadapan peserta, Wabup menjelaskan besarnya potensi yang dimiliki Kabupaten Gresik. Potensi ini meliputi berbagai sektor, dari industri kain tenun di Wedani, rotan dari Kecamatan Menganti, hingga buah mangga di Kecamatan Sidayu. Selain itu, jumlah UMKM di Kabupaten Gresik yang terdata juga cukup tinggi, yakni sebanyak 60.657 UMKM.
Dengan besarnya potensi dan banyaknya pelaku UMKM tersebut, mendorong Pemerintah Kabupaten Gresik untuk secara aktif melakukan berbagai kolaborasi dengan berbagai pihak. Disamping juga mendorong pendorong peningkatan kualitas UMKM, lewat berbagai pelatihan.
Keaktifan Pemerintah Kabupaten Gresik ini diakui juga oleh Atase Perdagangan KBRI Kuala Lumpur, Deden Muhammad Fajar.
"Gresik ini menurut kami yang paling aktif, terkait kerja sama dan peluang-peluang ekspor," ungkap Deden.
Dirinya juga menjelaskan besarnya pasar yang sudah terbentuk antara Pemerintah Indonesia dengan Malaysia. Tercatat, sebanyak 13,6 miliar US Dollar dibukukan dalam ekspor non migas Indonesia ke Malaysia pada tahun 2022. Jumlah ini merupakan rekor tertinggi ekspor non migas Indonesia-Malaysia sepanjang sejarah, sekaligus menjadikan Malaysia sebagai negara utama tujuan ekspor non migas di wilayah ASEAN.
"Sehingga, kegiatan temu bisnis hari ini dilakukan antara buyer/eksportir dari Malaysia dengan rekan-rekan UMKM di Kabupaten Gresik," pungkasnya.
Kegiatan Temu Bisnis ini juga diisi dengan sesi sharing antara buyer dengan peserta. Salah satunya disampaikan Sheikh Faleigh bin Sheikh Mansor, pemilik dari Nusantara Fashion House di Malaysia. Bergerak di bidang pakaian busana muslim, dirinya menceritakan bagaimana peluang bisnis yang terbuka lebar dalam pemasaran pakaian/kain asal Indonesia di pasar Malaysia.
Selepas sesi bussiness sharing, rombongan bergeser ke sentra UMKM di Sindujoyo. Disini, rombongan diperkenalkan berbagai produk makanan olahan, serta makanan yang menjadi ciri khas Gresik.
Kegiatan hasil kolaborasi antara kolaborasi pemda gresik, diskoperindag gresik, bea cukai gresik dan KBRI kuala lumpur malaysia ini sejatinya merupakan tahap awal. Melalui kegiatan ini akan diketahui seberapa jauh produk UMKM Kabupaten Gresik, diminati di pasar Malaysia. Dengan begitu, diharapkan UMKM Gresik mendapatkan undangan mengikuti pameran makanan halal terbesar di Malaysia pada bulan September. (nnd)