Gresik, GNN gerbangnusantaranews.com Kwaruh Sedulur Sejati (KSS) merupakan Komunitas pegiat dan penggerak "Nguri Nguri Budaya Jawa" disamping menjaga melestarikan Budaya jawa untuk bertahan juga ada yang menjadi penerus regenerasi agar Istiqomah dalam Syiar serta Kontemplasi pada tingkah laku ketenangan dan kesabaran. Ini menjadi catatan Sejarah bagaimana awal berdirinya KSS.
Tepat tanggal 8 Juli 2024 Grebek Suro yang diperingati ini sebenarnya sudah sejak tahun 2002, namun masih kecil kecilan mulai dari hanya ngundang teman dekat tempatnya juga berpindah pindah. Kemudian tahun berikutnya ngundang tetangga nah, sejak tahun 2021 ada salah satu teman yang mengusulkan agar dilaksanakan di halaman luar rumah dan mengundang warga agak banyak serta berjanji tiap tahun akan memberikan kambing dan Alhamdulillah sudah berjalan 3 tahun kegiatan ini. Karena semakin antusiasnya warga masyarakat yang hadir untuk ikut dalam peringatan Grebek Suro atau Suran ditambah awalnya hanya getuk tular pembicaraan saja. Jika mengundang tersebut. Disamping itu juga menyediakan dalam acara peringatan ini disediakan makanan khas nasi kebuli sebagai Icon masakan grebek suro sejak 4 tahun yang lalu dan warga sudah terbiasa tanpa undangan jika mendengar kabar Grebek Suro pasti ingat nasi kebuli dan antusias untuk hadir.
Ali Imron Ketua Komunitas Kwaruh Sedulur Sejati mengatakan, untuk tahun ini pelaksanaan Grebek Suro kami pindahkan ke Musholla keluarga yang sebelumnya minim berfungsi yang hanya digunakan untuk jamaah keluarga saja dan mujahadahnya anggota SS ditengah malam dan saat tiap Ramadhan untuk kali ini ada penambahan kegiatan di langgar Kahuripan Desa Wonokerto Dukun ini yang menjadi sentral dari Grebek Suro.
"Demikian cara kami dan teman teman komunitas Kwaruh Sedulur Sejati untuk merawat budaya seiring semboyan warga NU "Merawat jagat membangun peradaban" Alhamdulillah semoga kegiatan ini bisa menjadi edukasi peradaban Istiqomah dalam menjaga dan merawat budaya leluhur yang bermanfaat untuk umat yang Rahmatal Lil Alamin," katanya.
Imron menambahkan, Alhamdulillah yang hadir dalam giat grebek Suro lebih dari 300 orang. Disamping itu merawat budaya juga mengingatkan peristiwa penting tentang pengislaman di tanah jawa ini secara massal oleh Kanjeng Sunan Bonang di Alun Alun Masjid Agung Demak. Sejak beliau diangkat menjadi Imam besar di Masjid tersebut menggantikan mertuanya yaitu KI Gede Karang kemuning," Harapan kami semoga dengan pelaksanaan Grebek Suro kami bersama yang hadir dapat Tafaulan dengan para Sunan dan Auliya' terkait menjaga keistiqomahan, Kesabaran dan kegigihan dalam menjaga keyakinan keimanan kepada Allah SWT yang kedua saat warga berebut gunungan yang berisi hasil panen setempat sebagai tanda syukur kami dan warga tetap diajak membaca Syahadat dahulu," tutup Ali Imron yang juga aktivis di lesbumi Gresik.
Kegiatan ini juga didukung oleh : Lembaga kajian seni budaya dan keislaman (Legian Lamongan), Lesbumi Gresik, Ikatan Dukun Nusantara (IDN Korwil Jatim), Yayasan Diaz Nawaksara, dan Komunitas Seduluran Sak Lawase (Syafik Hoo)